Pages

Friday, March 1, 2013

Malpraktek Pendidikan

Pendidikan kita di sekolah fomal selama ini tanpa sengaja / disengaja telah banyak menekankan pada pengembangan kecerdasan kognitif (otak kiri) diantaranya dengan menjejali anak dengan seabreg pekerjaan dan materi pelajaran yang harus dihafal dalam waktu singkat lalu ulangan dan harus lulus dengan nilai tinggi. Malpratek pendidikan ini bahkan telah disadari oleh seluruh pihak terkait, seperti orang tua, guru, dinas pendidikan, bahkan pemerintah. Tapi apa yang mereka perbuat?
Guru dan orang tua tidak mampu berbuat banyak mereka hanya mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pemerintah sendiri telah melakukan perbaikan dengan merubah-rubah kurikulum pendidikan, yang terakhir adalah kurikulum 2013 yang akan dilaksanakan. Tetapi akankah kurikulum baru ini mampu menyelesaikan semua permasalahan ataukah bahkan akan menjadi malpraktek pendidikan baru?
Malpraktek pendidikan yang telah berjalan selama ini beranggapan bahwa dengan banyak tahu anak akan sukses dalam hidupnya. Kenyataannya tidak demikian, banyak diantara orang-orang berpengetahuan justru menjadi penghuni penjara bahkan sampai ke rumah sakit jiwa yang diakibatkan oleh ketidakmampuannya mengolah emosi serta keimanan dan ketakwaannya yang rendah.
Fenomena seperti menghalalkan berbagai cara demi nilai Ujian Nasional (UN), pengangguran terdidik, kejahatan orang-orang berdasi, dan penyimpangan perilaku lainnya adalah sebagi bukti ketidakseimbangannya antara kecedasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan Spiritual (SQ). Dengan kata lain untuk menjadi sukses anak kita tidak cukup hanya berpengetahuan saja, melainkanjuga harus SHOLEH (beriman, bertakwa, berakhlak mulia) dan kreatif.

No comments:

Post a Comment